Selasa, 18 Januari 2011

Inovasi Baru Melawan TBC

" TBC masih tersu mengancam. Inovasi baru diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan dan menurunkan jumlah kesakitan dan kematian akibat tuberkolosis "


Dalam pembukaan hari Tuberkolosis ke 24 sedunia, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan inovasi penaganan tuberkolosis dengan segera ada aksi jika ada kejadian. "Kami bermitra dengan berbagai sektor untuk menurunkan anka kesakitan tuberkolosis," katanya pada peringatan Hari Tuberkolosis ke-24 di Jakarta.
Endang menyebutkan, angka kematian dan kesaiktan tuberkolosis makin menurun dari tahun ke tahun. Pada 19990, angka kesakitan tuberkolosis mencapai 433 per 100ribu penduduk dan menurun menjadi 244 per 100ribu penduduk pada 2009. Sementara kasus kematian tuberkolosis pada 2009 sebanyak 91.368 orang atau 39 per 100ribu penduduk. Adapun target MDG s (Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Millenium) pada 2015 adalah menurunkan angka kesakitan tuberkolosis hingga 222 pada 100ribu penduduk.
Pada 2009, Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 70 kasus, 90 persen terobati sehingga menurunkan angka kematian.


Strategi Baru Cegah Resistensi Obat TBC
Wujud lain anca,an TB juga tampak dari meningkatnya angka resistensi kuman penyebab tuberkolosis terhadap obat anti tuberkolosis. Untuk itu, pemerintah menerapkan strategi pengobatan jangka pendek dengan pengawasan (Directly Observed Treatment Shortcourse/dots) Plus untuk mencegah meluasnya aksus tersebut.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Ratna Rosita Hendardji emngatakan starategi yang juga disebut Programmatic Management of Drug Resistant TB (PMDT) itu diharapkan dapat mengendalikan [enularan TB dengan resistensi obat ganda (Multi Drug Resistant Tubercolosis/ MDR-TB).
DR-TB disebabkan oleh Mycobacterium tubercolosis yang telah kebal terhadap dua obat anti tuberkolosis yakni loniazid atau INH dan rifampicin secara bersama-sama atau disertai obat anti-TB lini pertama lain seperti ethambutol, streptomycin dan pirazinamede.
"Di Indonesia kasus MDR-TB pada pasien baru diperkirakan 1,9 persen sedang pada pasien TB yang sudah pernah menjalani pengobatan 16 persen," kata Ratna. Menurut Ratna, pengobatan MDR-TB sangat sulit dan mahal karenanya pemerintah meminta semua pihak ikut terlibat dalam upaya pencegahan MDR-YB dengan starategi DOTS Plus.



Sumber : Majalah kesehatan keluarga DOKTER KITA edisis 5- THN V - Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar