Sabtu, 18 Januari 2014

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT.KALBE FARMA, Tbk


                                                                    BAB I
                                                          PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Tingkat perekonomian suatu Negara akan semakin baik apabila tingkat kemakmuran penduduknya juga semakin baik. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi pada umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana. Kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi maka masyarakat yang memiliki kelebihan dana tersebut memanfaatkan dananya untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau di investasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal.
Pasar modal pada dasarnya adalah suatu wahana investasi bagi masyarakat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang menyediakan dana sebagai alternatif pembiayaan dalam membangun dan mengembangkan usaha selain pendanaan dari perbankan. Bisa dikatakan Pasar modal mampu memberikan dana dalam jumlah besar dibandingkan Perbankan. Para Investor saat ini dapat memilih berbagai macam Investasi dengan berbagai macam karakteristik dalam hal resiko dan tingkat pengembalian.
Investasi dana berkaitan dengan dua unsur yang saling berkaitan dan berhubungan timbal balik yang sebanding yaitu hasil dan resiko. artinya semakin besar hasil yang diharapkan,  maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung. Maka hasil adalah indikator yang diambil para investor untuk mengukur dan membandingkan alternatif investasi.
Dalam mempertimbangkan investasi, para investor membutuhkan informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan. Ada dua analisis dan pendekatan yang umum digunakan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal atau analisis grafik.
Analisis Fundamental adalah  metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan dilihat dari Rasio dan kejadian-kejadian yang langsung atau tidak langsung berpengaruh pada kinerja perusahaan.
Faktor dalam menentukan nilai saham dapat dilihat dari faktor Eksternal maupun Internal perusahaan. Namun nilai intrinsik perusahaan dinilai lebih kuantitatif dengan adanya laporan keuangan dalam perusahaan. Maka nilai intrinsik perusahaan dinilai lebih memberikan informasi kepada investor untuk mengambil keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang bagus dibeli untuk Investasi jangka panjang.
Berbagai macam saham diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta, salah satunya adalah saham Farmasi. Karena menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti Kesehatan hal ini menjadi ukuran dalam berkembangnya industri farmasi.
Hal ini lah yang dilakukan oleh PT. Kalbe Farma, Tbk. Merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan
Maka ini menjadi hal yang menarik untuk meneliti lebih jauh bagaimana para investor mengambil keputusan investasi khususnya dalam sektor farmasi dengan menentukan nilai intrinsik perusahaan yang mencerminkan harga saham dan memperkirakan prospek dan kesehatan perusahaan yaitu kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan menghasilkan laba di masa depan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul pada skripsi ini yaitu “ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT.KALBE FARMA, Tbk”

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil suatu masalah yang dianggap penting untuk diangkat yaitu:
1.      Bagaimana mekanisme analisis fundamental dalam menilai kinerja keuangan PT. Kalbe Farma Tbk ?
2.      Bagaimana perhitungan nilai intrinsik saham yang beredar ?
3.      Bagaimana pengambilan keputusan yang akan diambil dalam menentukan investasi berdasarkan rekomendasi beli (buy), jual (sell), atau tahan (hold) ?

1.3  Batasan Masalah
Dalam skripsi ini, penulis membatasi masalah pada Analisis Fundamental untumenentukan nilai intrinsik saham dengan menggunakan laporan keuangan PT. Kalbe FarmaTbk. Periode 2008 sampai 2013


1.4  Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui mekanisme analisis fundamental dalam menilai kinerja keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk
2.  Untuk mengetahui perhitungan nilai intrinsik saham yang beredar pada PT. Kalbe Farma, Tbk
3. Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang akan diambil dalam menentukan investasi berdasarkan rekomendasi beli (buy), jual (sell), atau tahan (hold) PT. Kalbe Farma, Tbk





                                                                               BAB II
                                                                 LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

2.1.1  Pengertian Investasi

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.

2.1.2        Jenis-jenis Investasi

Umumnya investasi dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
1.   Real Assets yaitu penanaman dana dalam bentuk aktiva berwujud seperti mobil,   rumah, emas, mesin dan tanah.
2.   Financial Assets yaitu penanaman dana dalam bentuk aktiva tak berwujud seperti saham dan obligasi.

2.1.3        Prinsip-Prinsip Investasi

1.     High risk high return dan low risk low return adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin beresiko investasi seseorang semakin tinggi pendapatan yang akan diterima dimasa yang akan datang dan sebaliknya.

2.     Diversification (diverse low risk) adalah prinsip yang mengatakan bahwa penganekaragaman dalam investasi akan membuat resiko investasi berkurang.

3.     Long term stability (long term low risk) adalah prinsip yang mengatakan bahwa investasi yang berjangka waktu panjang beresiko rendah.

4.     Liquidity (liquid high risk) adalah prinsip yang mengatakan bahwa semakin likuid investasi tersebut, semakin besar resiko yang melekat.


2.1.4        Resiko Investasi
Resiko investasi adalah kemungkinan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang di harapkan. Adapun jenis-jenis resiko dalam investasi:
1.     Resiko sistematis (resiko pasar)
Resiko sistematis adalah resiko yang terjadi karena perubahan pasar secara keseluruhan dan terjadi karena kejadian di luar perusahaan. Resiko ini tidak bisa didiversifikasi atau dikurangi.Misalnya resiko inflasi, resiko tingkat suku bunga, resiko dan nilai tukar mata uang.
2.     Resiko non sistematis
Resiko non sistematis adalah resiko yang terjadi karena kondisi mikro perusahaan itu sendiri. Resiko ini dapat dikurangi atau dapat didiversifikasi dengan cara membentuk portofolio.

2.1.5        Pengertian Pasar Modal
Pasar modal sama seperti pasar pada umumnya, yaitu tempat bertemunya antara penjual dan pembeli. Di pasar modal, yang diperjualbelikan adalah modal berupa hak pemilikan perusahaan dan surat pernyataan hutang perusahaan. Pembeli modal adalah individu atau organisasi/lembaga yang bersedia menyisihkan kelebihan dananya untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan melalui pasar modal, sedangkan penjual modal adalah perusahaan yang memerlukan modal atau tambahan modal untuk keperluan usahanya.
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.
Undang-undang pasar modal No.8 tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik tentang pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan jangka panjang dengan memakai jasa perantara pedagang efek.

2.1.6        Instrumen Pasar Modal
Adapun instrument keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal yaitu:
1.      Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bukti kepemilikan atau penyertaan modal pada suatu perusahaan.
2.      Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan oleh  emiten.
3.      Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang dari emiten yang diberikan kepada investor.
4.      Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah obligasi yang dapat ditukar dengan saham.
5.      Waran
Waran adalah hak membeli saham pada waktu dan harga yang ditentukan.

2.2        Pengertian Saham

Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas.
Menurut Gitman saham adalah bentuk paling murni dan sederhana dari kepemilikan perusahaan. Menurut Bernstein saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaaan. Menurut Mishkin saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa saham adalah jenis surat berharga yang menerangkan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.

2.3        Keuntungan dan Kerugian Investasi Saham
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang didapatkan investor dalam investasi saham
1.     Deviden
   Deviden adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2.     Capital Gain
Capital gain adalah selisis harga beli dengan harga jual. Selain keuntungan terdapat kerugian dalam investasi saham.
a.       Tidak mendapat deviden
Tidak selamanya perusahaan menghasilkan laba oleh karena itu jika perusahaan me-ngalami kerugian maka investor tidak mendapat deviden.

b.      Capital Loss
Capital loss adalah harga beli lebih tinggi dari harga jual.
c.       Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika perusahaan bangkrut maka akan berdampak langsung pada pemegang sahamnya.
d.      Saham di delist dari bursa (delisting)
Ini terjadi jika kinerja perusahaan yang buruk.
e.       Saham di suspend
Ini terjadi jika suatu saham diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa.

2.4   Konsep Analisis Sekuritas
Penilaian yang benar dalam suatu investasi akan mengurangi risiko bagi
investor dan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Secara garis besar, analisa dalam forex trading dibagi menjadi dua cara, yaitu analisis Fundamental dan analisis Teknikal

2.4.1        Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga saham dan volume saham historis untuk memprediksi pergerakan harga saham dimasa yang akan datang.
Alexander Elder (”Trading For A living”) ”Analisis teknikal  adalah studi psikologis massa, sebagian ilmiah sebagian adalah seni.”
Jhon Murphy (”Technician Analysis For Financial Market”) ”Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar yang digambarkan melalui grafik untuk memprediksi kecenderungan (trend) harga saham yang akan datang.”
Stuart Frost (”Technician Analysis For Financial Market”) ”Analisis teknikal adalah studi tentang gerak saham yang mencakup volume atau hal lain yang luas.”
Analisis teknikal tidak mencoba untuk menjelaskan mengapaharga bergerak seperti yang akan terjadi. Tujuan dari analisis teknikal adalah memperhitungkan permintaan (demand) dan penawaran (supply) dari sebuah saham, sehingga dapat diprediksi.
Analisis teknikal berusaha untuk mendeteksi perilaku pasar yang dapat diidentifikasi karena pernah terjadi sebelumnya. Analisis teknikal adalah studi tentang perilaku pasar itu sendiri, sehingga nilai intrinsik saham adalah tidak relevan.
2.4.2        Analisis Fundamental
Menurut Suad Husnan analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan ; mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel -variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental mempelajari bisnis perusahaan dan mencoba membuka informasi baru terhadap harga saham, persaingan di antara para peneliti fundamental ini akan cenderung untuk membuat harga mencerminkan semua informasi yang relevan dan perubahan harga tidak dapat diramalkan.
Menurut M Fakhruddin analisis fundamental adalah teknik-teknik yang mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara:
a.          Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.
b.         Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga memperoleh taksiran harga saham.
Menurut Tandelilin analisis fundamental digunakan oleh investor untuk menentukan saham manakah (perusahaan manakah) yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalued), sehingga layak dibeli serta saham manakah yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (overvalued), sehingga menguntungkan untuk dijual. Bagi para investor yang melakukan analisis fundamental, informasi laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu jenis informasi yang paling mudah dan paling murah didapatkan dibanding alternatif informasi lainnya.
Setiap investasi saham mempunyai alasan yang kuat yang disebut nilai intrinsik (nilai sesungguhnya) yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa mendatang. Nilai intrinsimerupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasi oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price), sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice. Pada keadaan lain, dimana nilai intrinsik saham sama dengan harga pasar saham saat ini maka, dikatakan saham memiliki nilai yang wajar (corrected value) dan cenderung tidak ada transaksi.
Analisis fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dalam suatu perusahaan sehingga, proses ini disebut juga sebagai Company Analysis. Dalam company analysis, para pemodal akan mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi kecenderungan atau pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisiensi operasional dan memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan tersebut.
Di samping itu, informasi laporan keuangan akuntansi sudah cukup menggambarkan kepada kita sejauh mana perkembangan kondisi perusahaan selama ini dan apa saja yang telah dicapai.
Dari ketiga definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan berdasarkan data ekonomi dan kinerja perusahaan untuk menentukan nilai pasar saham di masa depan.

Proses analisis keputusan investasi berdasarkan pendekatan analisis fundamental meliputi:
a.       Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisis laporan keuangan emiten, termasuk analisis laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode yang akan datang, yaitu dengan membandingakan laporan keuangan emiten melalui perbandingan internal dan eksternal.
b.            Menetukan nilai intrinsik efek emiten melalui analisis sekuritas individu, dengan membandingkan apakah harga saham per suatu emiten mispriced (undervalue atau overvalue).

2.5  Penulisan Terdahulu
Dalam jurnal yang berjudul Analisis Faktor Fundamental Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Food And beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia oleh Martha Yuliana Winyo Kaka
Capital markets than as a vehicle for long-term financing but also an investment Financial. In investing in the capital market requires a knowledge of capital market instruments and knowledge of how to analyze a security that is not a loss. Food and Beverages Companies that the sample in this study, namely PT. Akasha Wira International Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Prashida Aneka Niaga Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
Food and Beverages The ten companies have stock prices that fluctuate from year 2008 - 2011 with the lowest average percentage of 21.61% and the highest average percentage of 155.40%. Based on the above, this research titled "Fundamental Factor Analysis as the Basis for Decision Making Investments in Food and Beverages Manufacturing Company Registered In Indonesia Stock Exchange". The purpose of this study was to analyze the ratio - the ratio of the fundamental views of the Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT), Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) at its Food and Beverages Manufacturing Listed in Indonesia Stock Exchange in 2008 to 2011 as well as to determine which company has the best prospects as a place to invest than ten Food and Beverages Manufacturing companies are Registered in Stock Securities Indonesia in terms of the ratio - the ratio of fundamental year from 2008 to 2011.




Penelitian yang dilakukan Jumayanti Indah lestari dengan judul Analisis Fundamental Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Emiten Perdagangan Retail Periode 2001sampai 2003 menyimpulkan bahwa PT. Alfa Retailindo Tbk, PT. Hero Supermarket Tbk, PT. Matahari Putra Prima Tbk, dan PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan terbaik dari antara keempat perusahaan adalah PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Berdasarkan analisis sekuritas saham PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk undervalued artinya harga saham tersebut terlalu rendah, oleh karena itu layak dibeli oleh calon investor atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.



1.6  Alat Analisis

1.6.1        Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Charles J. Woelfel  laporan keuangan merupakan yang paling luas penggunaannya dan juga cara paling komprehensif dalam menyatakan informasi keuangan sebuah perusahaan bisnis kepada para pemakai informasi yang terdapat dalam laporan tersebut.
Menurut M. Fakhruddin laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi investor dalam melakukan analisis fundamental.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan yang dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan di dalam pengambilan keputusan ekonomi.

1.6.1.1  Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik-teknik analisis laporan keuangan ditujukan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Terdapat tiga teknik yang lazim dipakai:

A.   Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis Horizontal  yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecenderungannya. Disebut Metode Horisontal karena analisis ini membandingkan pos yang sama untuk beberapa periode yang berbeda. Disebut Analisis Dinamis karena metode ini bergerak dari tahun ke tahun (periode).

B.    Analisis Vertikal (Statis)
Analisis Vertikal  yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama. Disebut Metode Statis karena metode ini hanya membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama. Disebut Analisis Vertikal karena membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan keuangan yang sama.

C.    Analisis Rasio
Menurut Munawir Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Rasio keuangan sangat penting bagi analis eksternal yang menilai suatu perusahaan berdasar laporan keuangan yang diumumkan. Penilaian ini meliputi masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis internal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.

Berikut ini adalah jenis-jenis rasio laporan keuangan:

A.   Rasio Likuiditas
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

1.     Current Ratio
Kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini, perusahaan diangga semakin mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya.

Aktiva Lancar =         Current Ratio
             Kewajiban Lancar

2.     Quick Ratio
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relatif lebih likuid).

                                     Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Rasio =  
    Hutang lancar


3.     Cash Ratio
Cash ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan kas dan efek.

Kas + efek
Cash Ratio :  
Hutang Lancar

4.     Net Working Capital
Net working capital menghitung selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan memiliki tujuan yang sama dengan current ratio.

Net working capital = Aktiva lancar – Hutang lancar

B.    Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio leverage antara lain :


1.     Total Debt to Total Capital Assets Ratio (Debt Ratio)
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditor. Semakin  besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.

                            Total Hutang
Total Debt to Total capital Assets Ratio =
                           Total Aktiva

2.     Total Debt to Equity Ratio
Debt Equity ratio membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal  pemegang saham.

  Total Hutang
Debt Equity Ratio =
                                           Total Modal sendiri



3.     Time Interest Earned
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran beban bunga dengan menggunakan laba operasi perusahaan (EBIT).


    Laba Operasi
      Time Interest Earned :
                          Total biaya bunga setahun


4.     Fixed Charge Coverage Ratio
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa.

EBIT + Bunga + Pembayaran Sewa
Fixed Charge Coverage :                
(Bunga + Pembayaran Sewa)



5.     Debt Service Coverage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhu beban tetapnya termasuk pembayaran angsuran pokok.
                              
            Laba sebelum Pajak dan Bunga                    
Debt Service Coverage :
   (Bunga+Sewa+(Angsuran Pokok Pinjaman/1-Tarif Pajak)


C.    Rasio Aktivitas
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio aktivitas antara lain:

1.     Average Collection Period
Average Collection Period menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.

                             Piutang x 365 hari
Average collection period =   
                                  Penjualan kredit


2.     Inventory Turn Over
Inventory turn over mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas.

                             Harga Pokok Penjualan
 Inventory turn over =
                                        Persediaan

3.     Total Fixed Asset Turn Over
Total fixed asset turnover mengukur efisiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang penjualan perusahaan.

                             Penjualan bersih
           Total Fixed Asset Turn over =
                                aktiva tetap


4.     Account Receivable Turn Over (A/R Turn Over)
Account receiveble turn over mengukur sampai seberapa cepat piutang dagang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.

                              Penjualan kredit
        Account Receiveble Turn Over =
                                     Piutang

5.     Total Assets Turn Over
Menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan seluruh aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan pula oleh perputaran elemen aktiva itu sendiri.


                                                   Penjualan
Total Assets Turn Over:
                                                Total Aktiva


D.   Rasio Profitabilitas
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas antara lain:

1.     Operating Profit Margin
Operating profit margin mengukur tingkat laba usaha / operasional terhadap penjualan bersih perusahaan.

                                             Laba Usaha / Operasi
Operating profit margin =
                                                  Penjualan Bersih

2.     Net Profit Margin
Net profit margin mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan bersih perusahaan.

                                                   Laba bersih setelah pajak
  Net Profit Margin =
                                                        Penjualan bersih
           
3.     Return on Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA seringkali pula disebut sebagai ROI (Return on Investment).


                                   Laba bersih setelah pajak
Return on asset (ROA) =
                                               Total Aset

4.     Return on Equity (ROE)
ROE menunjukkan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam pemegang saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditor.

                                                Laba bersih setelah pajak
         Return on Equity (ROE) =
                                            Total modal pemegang saham


5.     Rate Of Return For The Owners
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang mskin besar maka rasio ini juga makin besar.

                           Laba Setelah Pajak
         Rate Of Return For The Owners =
                           Modal Sendiri


6.     Return Of Investment (ROI)
Menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
           
                               Laba Setelah Pajak
           Return Of Investment (ROI) =
                                     Total Aktiva

7.     Gross Profit Margin
Gross profit margin mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.

                                           Laba Bruto `
Gross profit margin =
                                                Penjualan bersih

8.     Earning Power
Tinggi-rendahnya rasio ini memberikan indikasi seberapa jauh efisiensi penggunaan modal, dan turun-naiknya penjualan dan biaya.

                                                              EBIT           
Earning Power =
                                                       Total Akitva


E.    Rasio Saham (Common stock Ratio)
Mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.

1.     Earning per Share
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen.

                  Laba bersih setelah pajak - Dividen Saham Preferen
Earning per Share =
                                 Total saham yang diterbitkan

2.     Price Earning Ratio
Menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio semakin baik.
  
                         Harga Pasar per saham
PER =
                                     EPS

3.     Dividen Yield
Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham relative terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.
                                       Dividen per saham
Dividen Yield =
                                    Harga per saham
                  
4.     Dividend Pay out ratio
Dividen pay out ratio menunjukkan sampai tingkat mana EPS didistribusikan dalam bentuk dividen.
                                     Dividen per saham
 Dividend Pay out ratio =
                                      Earning per share
                  
5.     Book value per Share
Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s equity atas setiap saham yang diterbitkan.
                                                 Total Ekuitas
Book value per share =
                   Jumlah saham yang diterbitkan



1.7  Menentukan Nilai Intrinsik Saham

a.      Model Nilai Buku (Book Value Model)
Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of common stock yang merupakan hak para pemegang saham.

                     Total Asset – total liability – preffered stock
 P =
        Number of shares of commond stocks outstanding

P : Nilai intrinsik per lembar Saham Biasa

Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya.


b.     Model Nilai Likuiditas (Liquidation Value Model).
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba(capitalization of income method) karena menggunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.
Arus kas merupakan komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Arus kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan emiten. Sebagai alternatif dari arus kas, laba perusahaan (earnings) juga dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan. Dengan alasan bahwa deviden merupakan satusatunya arus pendapatan yang diterima investo, model diskonto deviden dapat digunakan sebagai pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai intrinsik saham.
Model diskonto deviden untuk menghitung nilai intrinsik saham sebagai berikut:

 D1                    D2                    D  
Po =                              +                        +
(1+Ke)          (1+Ke)2        (1+Ke)~

Keterangan :
Po = harga teoritis saham pada periode ke 0
D = besarnya dividen per lembar saham
ke = required rate of return (ROR)

                                                                    D1+(P1-P0)      
 ROR =                                                                           x 100%
                                                                          P0
Keterangan :
D1 : Dividen
P1 : Harga pasar saham pada tahun pertama
P0 : Harga pasar saham pada saat pembelian (Harga Perolehan)

Beberapa kasus sering ditemui dalam besarnya nilai deviden yang dibayarkan. Beberapa perusahaan membayar deviden dengan besarnya yang teratur dan beberapa perusahaan yang lain membayar deviden dengan nilai yang konstan yang sama dari waktu ke waktu (disebut juda dengan deviden tidak bertumbuh atau pertumbuhan nol) dan beberapa perusahaan lainnya bahkan membayar deviden yang selalu naik dengan tingkat pertumbuhan yang konstan.
a.      Pembayaran deviden tidak teratur
Beberapa perusahaan membayar deviden dengan tidak teratur, yaitu deviden tiap periode tidak mempunyai pola yang jelas bahkan pada periode tertentu tidak membayar deviden sama sekali. Untuk kasus ini rumus sebelumnya dapat digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham biasa.

b.     Deviden konstan tidak bertumbuh
Jika perusahaan membayar deviden konstan yang nilainya sama dari waktu ke waktu, yaitu sebesar D, maka nilai intrinsik harga saham sebagai berikut :

                                           D                       D                   D   
Po =                                                                          +
(1+Ke)          (1+Ke)2        (1+Ke)~

Dan dapat disederhanakan sebagai berikut:

       Po =      D
                   Ke

Deviden konstan biasanya dilakukan untuk menilai saham preferen karena deviden saham preferen biasanya adalah konstan yang umumnya dinyatakan dalam persentasi dari nilai nominalnya.

c.      Pertumbuhan deviden yang konstan
Bentuk lain dari model diskonto deviden adalah untuk kasus deviden yang bertumbuh secara konstan yaitu dengan pertumbuhan sebesar g. Jika deviden periode awal adalah D0, maka deviden periode kesatu adalah D0(1+g) dan periode kedua adalah sebesar D0 (1+g) (1+g) atau D0 (1+g)^2 dan seterusnya. Untuk kasus pembayaran deviden yang bertumbuh secara konstan, rumus nilai intrinsik saham sebagai berikut :
           
  Do (1+g)          Do(1+g)2                     Do (1+g)~
Po =                                                             +                       + ……+
  (1 + Ke)             (1+Ke)2                       (1+Ke)

Keterangan :
Do : dividen per lembar saham pada periode ke 0
g : tingkat pertumbuhan dividen

Rumus disederhanakan menjadi:
Do(1+g)
Po =
                                   (k-g)

Do(1+g)
  Ke =
P

g = (1- Payout Ratio) * ROE

Asumsi dasar dari model ini adalah Ke harus lebih besar dari g. Jika Ke lebih kecil dari g, maka nilai intrinsik saham menjadi negatif yang merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham. Demikian juga jika Ke sama besar dengan g, maka (k-g) akan sama dengan nol dan akibatnya nilai intrinsik saham akan sangat besar sekali bernilai tak terhingga yang juga merupakan nilai tidak realistis untuk suatu saham.

c.      Model Rasio Harga (Price Earning Ratio Model) :
Model ini menyatakan bahwa laba perusahaan sama dengan laba rata-rata perusahaan dalam industri. Nilai saham perusahaan dihitung dengan mengalikan antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata industri /laba.

P = PER industri X Firm expected earning per share (EPS)

Awalnya rumus ini berasal dari rumus PER yaitu :

    P   
   PER :
            EPS

Keterangan :
P : Harga saham saat ini
EPS : Laba per lembar saham (earning per share) saat ini.
           
Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, umumnya memiliki PER yang tinggi pula. Investor bersedia membeli saham dengan PER yang tinggi karena mereka mengharapkan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Investor konvensional menetapkan PER maksimal dengan angka inversi dari minimum required rate of return (ROR) merupakan tingkat keuntungan minimum yang diharapkan.

1.7.1         Pengambilan Keputusan

1.     Jika harga pasar saham lebih kecil dari nilainya (undervalue), maka saham tersebut harus dibeli atau ditahan sementara (buy or hold) dengan tujuan untuk memperoleh capital gain jika kemudian harganya kembali naik.

2.     Jika harga pasar saham lebih besar dari nilainya (overvalue), maka saham tersebut harus dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun untuk menyesuaikan dengan nilainya.

3.     Jika harga pasar saham sama dengan nilainya, maka saham tersebut dalam kondisi keseimbangan, sehingga jangan melakukan transaksi (hold). Tidak ada keuntungan yang diperoleh dari transaksi.



                                                   BAB III
                                 METODE PENELITIAN


3.1              Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penulisan ilmiah ini adalah PT. Albe Farma Tbk, perusahaan ini berkantor pusat Jl. MH Thamrin Blok A3 – 1 Lippo Cikarang, Bekasi 17550 dengan website www.kalbefarma.co.id

3.2              Data / Variabel
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder berupa peninjauan laporan keuangan pada PT. Kalbe Farma, Tbk yang dipublikasikan melalui annual report di http://www.kalbefarma.co.id/
yang menjadi variabel dalam penelitian ini :
1.      Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek.

a.      Current ratio
Kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.  Semakin tinggi rasio ini, perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya.
b.      Quick Ratio
            Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancer tertentu (yang relatif lebih likuid).
c.       Cash Ratio
Cash Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu.
d.      Net Working Capital
Net working capital menghitung selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan memiliki tujuan yang sama dengan current ratio.

2.      Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan.

a.      Total Debt to Total Capital Assets Rasio (Debt Ratio)
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditor. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.
b.      Total Debt to Equity Ratio
Debt Equity ratio membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.
c.       Time Interest Earned
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran beban bunga dengan menggunakan laba operasi perusahaan (EBIT).
d.      Fixed Charge Coverage Ratio
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa.
e.       Debt Service Covarage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhu beban tetapnya termasuk pembayaran angsuran pokok.

3.      Rasio Aktivitas
            Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.

a.   Average Collection period
            Average collection period menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.
b.   Inventory Turn Over
            Inventory turn over mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas.


c.    Total Fixed Asset Turn Over
Total Fixed Asset Turn Over mengukur efesiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang tinggi penjulan perusahaan.
d.   Account Receivable Turn Over (A/R Turn Over)
            Account receivable turn over mengukur sampai seberapa cepat piutang dagang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.
e.    Total Asset Turn Over
            Kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

4.      Rasio Probabilitas
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

a.   Operating Profit Margin
Operating profit margin mengukur tingkat laba usaha.
b.   Net Profit Margin
Net profit margin adalah mengukur prosentase laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih perusahaan.
c.    Return on Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
d.   Return on Equity (ROE)
Return on Equity adalah menunjukan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam pemegang saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditur.
e.    Rate Of Return For The Owners
            Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
f.     Return Of Investment (ROI)
            Menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.
g.   Gross Profit Margin
Mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.
h.   Earning Power
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Tinggi-rendahnya rasio ini memberikan indikasi seberapa jauh efesiensi penggunaan modal, dan turun-naiknya penjualan dan biaya.

5.      Rasio Saham
Mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham

a.   Earning per Share
            EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen.
b.   Price Earning Ratio
            PER menunjukan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio menunjukan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.
c.    Deviden Yield
            Deviden ini digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham relatife terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
d.   Deviden Pay Out Ratio
            Deviden ini menunjukan sampai tingkat mana EPS didistribusikan dalam bentuk deviden. 
e.    Book Value per Share
            Book value per share digunakan untuk mengukur nilai shareholder’s equity atas setiap saham yang diterbitkan.

3.3       Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akan dipakai dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1.      Studi Pustaka
Metode ini digunakan oleh penulis sebagai pedoman dalam menjelaskan teori-teori penulisan dan cara perhitungan dengan mempelajari beberapa buku, serta modul, dan jurnal ilmiah.

2.      Studi Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan pencarian data berupa laporan keuangan perusahaan melalui website perusahaan tersebut di www.kimiafarma.co.id/


3.4       Alat Analisis Yang Digunakan
Berisikan analisis fundamental yang digunakan penulis dalam pembahasan dan dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dalam penulisan ilmiah ini penulis menggunakan alat bantu berupa :
1.      Laporan keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu untuk membuat keputusan ekonomi.

a.      Rasio Likuiditas
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
1.      Current Ratio
Kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia.  Semakin tinggi rasio ini, perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya.

2.      Quick Ratio
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancer tertentu (yang relatif lebih likuid).


3.      Cash Ratio
Cash Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu.


4.      Net Working Capital
Net working capital menghitung selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar dan memiliki tujuan yang sama dengan current ratio.

Networking Capital = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

b.      Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana perusahaan dibiayai atau difinansir oleh pihak luar atau dengan kata lain financial leverage menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan.

1.      Total Debt to Total Capital Assets Rasio (Debt Ratio)
Yaitu rasio untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditor. Semakin besar rasio maka semakin besar pula resiko yang dihadapi.

2.      Total Debt to Equity Ratio
Debt Equity ratio membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari modal pemegang saham.

3.      Time Interest Earned
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran beban bunga dengan menggunakan laba operasi perusahaan (EBIT).

4.      Fixed Charge Coverage Ratio
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi beban tetapnya termasuk pembayaran deviden saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa.


5.      Debt Service Covarage
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk pembayaran angsuran pokok.
                  

c.       Rasio Aktivitas
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya.
1.      Average Collection period
Average collection period menunjukkan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas.

2.      Inventory Turn Over
Inventory turn over mengukur kecepatan perputaran persediaan menjadi kas.

3.      Total Fixed Asset Turn Over
Total Fixed Asset Turn Over mengukur efesiensi pengelolaan aktiva tetap perusahaan untuk menunjang tinggi penjulan perusahaan.

4.      Account Receivable Turn Over (A/R Turn Over)
Account receivable turn over mengukur sampai seberapa cepat piutang dagang dapat ditagih dan dikonversikan menjadi kas.

5.      Total Asset Turn Over
Total Asset Turn Over adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.


d.    Rasio Profabilitas
Mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.
1.      Operating Profit Margin
Operating profit margin mengukur tingkat laba usaha.


2.      Net Profit Margin
Net profit margin adalah mengukur prosentase laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih perusahaan.

3.      Return on Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

4.      Return on Equity (ROE)
Return on Equity adalah menunjukan tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan manajemen atas modal yang ditanam pemegang saham, sesudah dipotong kewajiban kepada kreditur.

5.      Rate Of Return For The Owners
            Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
            Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang peusahaan, apanila prporsi utang makin besar maka rasio ini juga makin besar.


6.      Return Of Investment (ROI)
            Menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

7.      Gross Profit Margin
            Mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih perusahaan.

8.      Earning Power
            Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Tinggi-rendahnya rasio ini memberikan indikasi seberapa jauh efesiensi penggunaan modal, dan turun-naiknya penjualan dan biaya.


e.     Rasio Saham (Common Stock rasio)
Mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.
1.      Earning per Share
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk saham preferen.

2.      Price Earning Ratio
PER menunjukan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio menunjukan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.

3.      Deviden Yield
Deviden ini digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham relatife terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase.

4.      Deviden Pay Out Ratio
Deviden ini menunjukan sampai tingkat mana EPS didistribusikan dalam bentuk deviden.

5.      Book Value per Share
Book value per share digunakan untuk mengukur nilai shareholder’s equity atas setiap saham yang diterbitkan.


2.      Menentukan Nilai Intrinsik Saham
a.      Model Nilai Buku (Book Value Model)
            Total asset ini dalam artian asset perusahaan dijual pada nilai akuntansinya setelah dikurangi dengan total liabilities dan prefered value stock dan dibagi dengan outstanding shares of common stock yang merupakan hak para pemegang saham.

b.      Model Nilai Likuiditas (Liquidation Value Model)
            Pendeketan nilai sekarang juga disebut dengan metode kapitalisasi laba (capitalization of income method) karena menggunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang.
          
c.       Model Rasio Harga (Price/Earning Ratio Model)
            Pendekatan price earning ratio dicari melalui rasio antara harga pasar saham dengan laba per saham, pendekatan ini sering digunakan oleh para analisis sekuritas untuk menilai harga saham karena pada dasarnya PER memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada suatu periode tertentu. PER menunjukan rasio dari harga saham terhadap earning. Rasio ini menunjukan seberapa besar investor menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earning.










                           DAFTAR PUSTAKA
  
Amalia, Lukluk. 2003.  Analisis Fundamental Dalam Menilai Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Go Publik Untuk Pengambilan Keputusan Investasi Pada Pt. Bej (Bursa Efek Jakarta). Theses from JIPTUMM.

Desmond Wira. 2011. Analisis Fundamental Saham. Edisi Kedua. Exceed

Fakhruddin, M. Sopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta : Gramedia.

Halim, Abdul. 2005Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Husnan, Suad. 2000. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi
Kedua. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN.

Jogiyanto, H. M,. 2000Teori Portfolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua,
BPFE–Yogyakarta.

Kasmir. 2011. Analisis Rasio Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

Lestari, Jumayanti Indah. 2004. Analisis Fundamental Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Emiten Perdagangan Retail Periode 2001 Sampai 2003. Skripsi. Universitas Gunadarma.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.

Sari, Yuni Nurmala. 2007. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Total Assets Turn Over Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Intermedia.

Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Edisi Pertama.
BPFE–Yogyakarta.

Thian, Hin. 2001. Panduan Berinvestasi Saham. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.

Triwidayati, Kelik. 2006Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap
Price Earnings Ratio (PER) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Wicaksono, Ananto Sarono. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Wild, John J., dkk. 2005. Financial Statement Analysis. Jakarta : Salemba
Empat.

Yuliana, 2009. Analisis fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai landasan pengambilan keputusan terhadap saham beredar pada PT Matahari Putra Prima,TBK . penulisan ilmiah. Universitas Gunadarma