Judul : PERCEPATAN PENINGKATAN EKONOMI PEDESAAN
MELALUI PENGEMBANGAN KOPERASI BERBASIS
AGRIBISNIS DI DAERAH PEDESAAN
MELALUI PENGEMBANGAN KOPERASI BERBASIS
AGRIBISNIS DI DAERAH PEDESAAN
Oleh : Almasdi Syahza
Sumber:http://almasdi.unri.ac.id/artikel_pdf/PERCEPATAN%20PENINGKATAN
%20EKONOMI%20PEDESAAN%20MELALUI%20PENGEMBANGAN%20
KOPERASI%20BERBASIS%20AGRIBISNIS%20DI%20DAERAH%
20PEDESAAN.pdf
%20EKONOMI%20PEDESAAN%20MELALUI%20PENGEMBANGAN%20
KOPERASI%20BERBASIS%20AGRIBISNIS%20DI%20DAERAH%
20PEDESAAN.pdf
Abstrak
Ketidakberdayaan masyarakat pedesaan salah satunya akibat kebijakan yang
mismatch di masa lalu, yaitu kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai
dasar keunggulan maupun kompetitif. Berkaitan dengan itu pembangunan
ekonomi kerakyatan di daerah Riau difokuskan kepada pemberdayaan petani
terutama di pedesaan, nelayan, perajin, dan pengusaha industri kecil. Untuk
memajukan ekonomi di daerah sebagai percepatan pembangunan ekonomi
yang berbasis kerakyatan, maka perlu dikembangkan koperasi sebagai
sokoguru perekonomian masyarakat. Berkembangnya koperasi di
daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan
ekonomi di daerah dan sekaligus meningkatkan ekonomi di daerah pedesaan.
mismatch di masa lalu, yaitu kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai
dasar keunggulan maupun kompetitif. Berkaitan dengan itu pembangunan
ekonomi kerakyatan di daerah Riau difokuskan kepada pemberdayaan petani
terutama di pedesaan, nelayan, perajin, dan pengusaha industri kecil. Untuk
memajukan ekonomi di daerah sebagai percepatan pembangunan ekonomi
yang berbasis kerakyatan, maka perlu dikembangkan koperasi sebagai
sokoguru perekonomian masyarakat. Berkembangnya koperasi di
daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan
ekonomi di daerah dan sekaligus meningkatkan ekonomi di daerah pedesaan.
I. PENDAHULUAN
Secara kuantitatif pelaksanaan pembangunan di daerah Riau telah mencapai
hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari data tingkat pertumbuhan
ekonomi. Selama periode 2002-2007 pertumbuhan ekonomi Riau sebesar
8,40%, pertumbuhan yang tinggi ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya
subsektor perkebunan.
hasil yang cukup baik seperti yang terlihat dari data tingkat pertumbuhan
ekonomi. Selama periode 2002-2007 pertumbuhan ekonomi Riau sebesar
8,40%, pertumbuhan yang tinggi ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya
subsektor perkebunan.
Guna memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di pedesaan, Pemerintah
Daerah Riau mencanangkan pembangunan melalui program pemberantasan
kemiskinan, kebodohan dan pembangunan infrastruktur (lebih dikenal dengan
program K2I). Program K2I ini mengacu kepada Lima Pilar Utama pembangunan
Daerah Riau sebelumnya, yaitu: 1) pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan;
2) pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia; 3) pembangunan
kesehatan/olahraga; 4) pembangunan/kegiatan seni budaya; dan 5) pembangunan
dalam rangka meningkatkan iman dan taqwa. Pembangunan ekonomi kerakyatan
difokuskan kepada pemberdayaan petani terutama di pedesaan, nelayan, perajin,
dan pengusaha industri kecil.
Daerah Riau mencanangkan pembangunan melalui program pemberantasan
kemiskinan, kebodohan dan pembangunan infrastruktur (lebih dikenal dengan
program K2I). Program K2I ini mengacu kepada Lima Pilar Utama pembangunan
Daerah Riau sebelumnya, yaitu: 1) pembangunan ekonomi berbasiskan kerakyatan;
2) pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia; 3) pembangunan
kesehatan/olahraga; 4) pembangunan/kegiatan seni budaya; dan 5) pembangunan
dalam rangka meningkatkan iman dan taqwa. Pembangunan ekonomi kerakyatan
difokuskan kepada pemberdayaan petani terutama di pedesaan, nelayan, perajin,
dan pengusaha industri kecil.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan melalui survey dengan metode deskriptif (Descriptive
Research). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penyanderaan
secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Penelitian pengembangan koperasi ini terfokus
kepada studi pengembangan lembaga ekonoomi melalui koperasi di daerah
pedesaan. Penelitian ini mempergunakan metode survei dengan penentuan
lokasi secara bertahap dan sepenuhnya dilakukan di daerah/kecamatan.
yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah daerah potensial untuk
pengembangan koperasi dari segi; jenis usaha dan potensi sumberdaya manusia.
Research). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penyanderaan
secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Penelitian pengembangan koperasi ini terfokus
kepada studi pengembangan lembaga ekonoomi melalui koperasi di daerah
pedesaan. Penelitian ini mempergunakan metode survei dengan penentuan
lokasi secara bertahap dan sepenuhnya dilakukan di daerah/kecamatan.
yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah daerah potensial untuk
pengembangan koperasi dari segi; jenis usaha dan potensi sumberdaya manusia.
III. HASIL dan PEMBAHASAN
Berdasarkan informasi dan data yang ada pada Dinas Koperasi Propinsi Riau,
rataan umur koperasi sekitar 10,2 tahun dengan rentangan 5,21 tahun sampai
16,4 tahun. Apabila dibandingkan dengan perusahaan bisnis lainnya, maka koperasi
di Propinsi Riau cukup matang dalam perkembangannya dan tentu akan memperlihatkan
dampak terhadap kesejahteraan anggotanya. Secara sinerji kemajuan koperasi itu
seharusnya sudah memperlihatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian
terutama di daerah pedesaan. Hal ini disebebakan sebagian besar koperasi itu berada
di daerah pedesaan, khususnya di daerah-daerah sentra produksi pertanian.
rataan umur koperasi sekitar 10,2 tahun dengan rentangan 5,21 tahun sampai
16,4 tahun. Apabila dibandingkan dengan perusahaan bisnis lainnya, maka koperasi
di Propinsi Riau cukup matang dalam perkembangannya dan tentu akan memperlihatkan
dampak terhadap kesejahteraan anggotanya. Secara sinerji kemajuan koperasi itu
seharusnya sudah memperlihatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian
terutama di daerah pedesaan. Hal ini disebebakan sebagian besar koperasi itu berada
di daerah pedesaan, khususnya di daerah-daerah sentra produksi pertanian.
Guna memacu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kerakyatan
di masa datang, maka pemerintah Daerah Riau melalui Dinas Koperasi dan
UKM memetapkan arah kebijakan pembangunan bidang Koperasi dan UKM
(Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Riau, 2007), antara lain: Mengembangkan
koperasi dan usaha kecil-menengah melalui pembinaan pengembangan koperasi
dan UKM secara umum dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan guna
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan serta kegiatan-kegiatan produktif yang
mempunyai nilai tambah; Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi produktif
dan efisien dalam bentuk koperasi dan UKM melalui perluasan wawasan pengetahuan,
organisasi, manajemen usaha, dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada anggota masyarakat sehingga dapat meningkatkan keyakinan masyarakat dan
dunia usaha lainnya untuk menanamkan investasi pada koperasi dan UKM
di masa datang, maka pemerintah Daerah Riau melalui Dinas Koperasi dan
UKM memetapkan arah kebijakan pembangunan bidang Koperasi dan UKM
(Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Riau, 2007), antara lain: Mengembangkan
koperasi dan usaha kecil-menengah melalui pembinaan pengembangan koperasi
dan UKM secara umum dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan guna
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan serta kegiatan-kegiatan produktif yang
mempunyai nilai tambah; Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi produktif
dan efisien dalam bentuk koperasi dan UKM melalui perluasan wawasan pengetahuan,
organisasi, manajemen usaha, dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kepada anggota masyarakat sehingga dapat meningkatkan keyakinan masyarakat dan
dunia usaha lainnya untuk menanamkan investasi pada koperasi dan UKM
IV. KESIMPULAN
Alternatif pemberdayaan koperasi di daerah adalah melalui konsep
mekanisme kerjasama atau keterkaitan dengan perusahaan besar dalam
bentuk kemitraan usaha. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mempersempit
kesenjangan yang terjadi antara usaha kecil menengah yang sebagian besar
memayungi masyarakat miskin dengan BUMN dan BUMS.
mekanisme kerjasama atau keterkaitan dengan perusahaan besar dalam
bentuk kemitraan usaha. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mempersempit
kesenjangan yang terjadi antara usaha kecil menengah yang sebagian besar
memayungi masyarakat miskin dengan BUMN dan BUMS.
Dalam pembangunan koperasi untuk percepatan ekonomi daerah,
sangat perlu adanya kemitraan. Kemitraan yang dimaksud adalah dalam
bentuk partisipasi dari semua unsur yang terkait untuk pengembangan koperasi.
Pembangunan koperasi didasari oleh adanya potensi di daerah yang dapat
mendukung berjalannya koperasi, antara lain: masyarakat, pengusaha
(kecil dan menengah), industri rumah tangga, dan untuk daerah pedesaan
adanya masyarakat petani.
sangat perlu adanya kemitraan. Kemitraan yang dimaksud adalah dalam
bentuk partisipasi dari semua unsur yang terkait untuk pengembangan koperasi.
Pembangunan koperasi didasari oleh adanya potensi di daerah yang dapat
mendukung berjalannya koperasi, antara lain: masyarakat, pengusaha
(kecil dan menengah), industri rumah tangga, dan untuk daerah pedesaan
adanya masyarakat petani.
DAFTAR PUSTAKA
Basri. Y.Z., 2003, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, dalam Usahawan
Indonesia No 03/TH.XXXII Maret 2003, Lembaga Manajemen FE-UI, Jakarta.
Basri M, 2007., Desa dan
Kemiskinannya, http://www.kompas.com/kompascetak/0703/30/Jabar/11719.htm,
diakses 31 Juli 2007.
Kemiskinannya, http://www.kompas.com/kompascetak/0703/30/Jabar/11719.htm,
diakses 31 Juli 2007.
Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Riau, 2007, Pengkajian Peningkatan Daya Saing
KUKM yang Berbasi Pada Pengembangan Ekonomi Lokal di Propinsi Riau, Dinas
Koperasi, Pekanbaru.
Roepke, Jochen., 2000. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, Philipps University
Marburg Germany, Alih bahasa oleh Sri Djatmika S. Arifin, Salemba Empat,
Jakarta.
Syahza. A,, 2003. Paradigma Baru Pemasaran Produk Pertanian Berbasis Agribisnis di
Daerah Riau, dalam Jurnal Ekonomi, TH. VIII/01/2003, Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Syahza. A., 2004. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Melalui Pengembangan
Industri Hilir Berbasis Kelapa Sawit di Daerah Riau, dalam Sosiohumaniora, Vol 6
No 3, November 2004, Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung.
Syahza. A., 2007a. Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Percepatan
Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berbasis Agribisnis di Daerah Riau, DP2M
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Syahza. A., 2007b. Percepatan Pemberdayaan Ekonmomi Masyarakat Pedesaan dengan
Model Agroestate Berbasis Kelapa Sawit, dalam Jurnal Ekonomi,
Th.XII/02/Juli/2007, PPD&I Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Syahza. A., 2008. Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Melalui Pemberdayaan
Koperasi Berbasis Agribisnis Di Daerah Riau, DP2M Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wijaya S., 2002. Membangun Koperasi dari Mimpi Buruknya, dalam Usahawan Indonesia,
N0. 07/TH. XXXI Juli 2002, Lembaga Manajemen FE UI, Jakarta,
Nama Kelompok :
ANGGRAINI DESTI WULANDARI (20210848)
KARIMAH PATRYANI (23210835)
MAY PUSPITA SARI (29210044)
NUR FADHILLAH (25210123)
RAHMI ISMAYANI (25210588)